Titacyber's Blog

  1. KLASIFIKASI

    Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Aktiva operasi tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible) dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible).

     

  2. PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TIDAK LANCAR

Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:

  1. Pengeluaran pada waktu perolehan;
  2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
    1. Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
    2. Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

     

  1. PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TIDAK LANCAR

    Harta non current dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:

    1. Diperoleh dengan harga lumpsump;
    2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;
    3. Pembelian dengan cara leasing;
    4. Perolehan dengan trade-in
    5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
    6. Perolehan dari donasi; dan
    7. Dibangun sendiri.

     

D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA LUMPSUM

Harga lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah $ 28,000, bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga $160,000 tersebut adalah sebagai berikut:

Jenis harta Nilai Taksiran ($) Perhitungan Alokasi Jumlah Alokasi ($)
Tanah 28,000 28/100 x 160,000 44,800
Bangunan 60,000 60/100 x 160,000 96,000
Peralatan 12,000 12/100 x 160,000 19,200
Jumlah 100,000 160,000

 

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Tgl. Akun Debet Kredit
2006

Jan 1

 

Tanah

Bangunan

Peralatan

Kas

 

44,800

96,000

19,200

 

 

 

 

160,000

 

 

  1. PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA

    Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran difunda atau secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpayment-nya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:

    1. Harga tunai diketahui;
    2. Harga tunai tidak diketahui.

    Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang muka $35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar $5,000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Tgl. Akun Debet Kredit
2006

Jan 2

 

Tanah

Kas

Hutang

 

100,000

 

 

35,000

65,000

 

Tgl. Akun Debet Kredit
2006

Jun 30

 

Hutang

Biaya Bunga

Kas

 

5,000

3,250

 

 

 

8,250

 

  1. PENGGUNAAN AKTIVA TETAP

    Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.

    Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat adalah:

Tgl. Akun Debet Kredit
2005

Des 31

 

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

 

5,000

 

 

5,000

 

Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.

Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:

  1. cost dari aktiva tetap,
  2. umur ekonomis aktiva tetap,
  3. nilai residu, dan
  4. pola penggunaan aktiva tetap.

 

  1. METODE DEPRESIASI

    Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:

  • Metode Garis Lurus
  • Metode Saldo Menurun
  • Metode Jumlah Angka Tahun
  • Metode Unit Input
  • Metode Unit Output
  1. Metode Garis Lurus

    Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:

    1. (cost-nilai residu) : umur

      Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.

    2. Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
      1. Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
      2. Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.

    2. Metode Saldo Menurun

    Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.

    Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.

    Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:

    Tarif/prosentase penyusutan    = 2 x (100% : 5) = 40%

    Penyusutan tahun 2001        = 40% x Nilai Buku

    = 40% x Rp 16.000.000

    = Rp 6.400.000

    Penyusutan tahun 2002        = 40% x Nilai buku awal tahun 2002

    = 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)

    = Rp 3.840.000

    Penyusutan tahun 2003        = 40% x Nilai buku awal tahun 2003

    = 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)

    = Rp 2.304.000

    Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarif)n

    = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n

    Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x     (1 – 0,4) 3

    = Rp 16.000.000 x 0,216

    = Rp 3.456.000,00.

    Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.

     

  2. Metode Jumlah Angka-angka Tahun

    Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.

    Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut:

Tahun ke Perhitungan Jumlah
1 5/15 (16.000.000 – 1.000.000) 5.000.000
2 4/15 (16.000.000 – 1.000.000) 4.000.000
3 3/15 (16.000.000 – 1.000.000) 3.000.000
4 2/15 (16.000.000 – 1.000.000) 2.000.000
5 1/15 (16.000.000 – 1.000.000) 1.000.000

 

  1. Metode Unit Input

    Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:

    (5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

 

5. Metode Unit Output (Hasil)

Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:

(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

 

  1. PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP

    Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:

    1. Menyusutkan untuk tahun 2001
Tgl. Akun Debet Kredit
2001

Mar 24

 

Beban Penyusutan Mesin

Akumulasi Penyusutan Mesin

 

150.000

 

 

150.000

 

  1. Membuang aktiva tetap
Tgl. Akun Debet Kredit
2001

Mar 24

 

Akumulasi Penyusutan Mesin

Kerugian Penghentian Mesin

Aktiva Tetap

 

4.900.000

1.100.000

 

 

 

6.000.000

 

 

  1. PENJUALAN AKTIVA TETAP

    Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah:

    1. Rp 2.250.000,00
    2. Rp 1.000.000,00
    3. Rp 3.000.000,00

 

No.

 

Keterangan

Dijual dengan harga
2.250.000 1.000.000 3.000.000
1 Cost aktiva tetap 10.000.000 10.000.000 10.000.000
2 Akumulasi penyusutan s.d saat penjualan 7.750.000 7.750.000 7.750.000
3 Nilai buku saat penjualan 2.250.000 2.250.000 2.250.000
4 Harga jual 2.250.000 1.000.000 3.000.000
5 Laba (rugi) (4 – 3) 0 (1.250.000) 750.000

 

Jurnal:

  1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

 

Tgl. Akun Debet Kredit
2000

Jan 2

 

Kas

Akumulasi Penyusutan

Aktiva Tetap

 

2.250.000

7.750.000

 

 

 

10.000.000

 

  1. Dijual dengan harga Rp 1.000.000
Tgl. Akun Debet Kredit
2000

Jan 2

 

Kas

Akumulasi Penyusutan

Kerugian Penjualan Aktiva Tetap

Aktiva Tetap

 

1.000.000

7.750.000

1.250.000

 

 

 

 

10.000.000

 

  1. Dijual dengan harga Rp 3.000.000
Tgl. Akun Debet Kredit
2000

Jan 2

 

Kas

Akumulasi Penyusutan

Laba Penjualan Aktiva Tetap

Aktiva Tetap

 

3.000.000

7.750.000

 

 

 

750.000

10.000.000

 

  1. PERTUKARAN AKTIVA TETAP

    Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi.

    Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.

    1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis

    Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:

Tgl. Akun Debet Kredit
Mesin (baru)

Akumulasi Penyusutan

Mesin (lama)

Kas

Laba Penukaran Aktiva Tetap

5.000.000

3.200.000

 

 

4.000.000

3.900.000

300.000

 

  1. Pertukaran Aktiva Sejenis

    Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:

Tgl. Akun Debet Kredit
Mesin (baru)

Akumulasi Penyusutan

Mesin (lama)

2.400.000

4.600.000

 

 

7.000.000

 

Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.

 

SOAL LATIHAN

SOAL 1

Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp 32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2.000.000,00.

Diminta:

  1. Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.
  2. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
  3. Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.

Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2) metode saldo menurun ganda.

 

SOAL 2

Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar:

  1. Rp 200.000,00
  2. Rp 700.000,00

Rp 1.000.000,00

Ketika kau menjalani hidupmu selalu ada saat-saat dimana keputusan-keputusan
harus diambil. Saat pilihan begitu sulit, dan jalan keluarpun langka, dan
hujanpun tampaknya ikut meredam pawaimu.

Ada situasi-situasi dimana yang bisa kau kerjakan cuma membiarkannya lewat
dan tetap majulah, kumpulkan tabah, keberanianmu dan pilihlah suatu arah
yang membawamu ke arah sebuah fajar baru.

Jadi kemaslah semua kesulitanmu dan ambilah selangkah ke depan.
Proses pengubahan memang bisa berat dan sukar, tapi ingatlah akan semua
keasyikan di depan asalkan kau cukup tegar dan tegap!

Bisa ada petualangan yang tak pernah kau bayangkan menunggumu di balik
tikungan itu dan harapan serta impian menjadi nyata dalam cara dan jalan
yang belum kau pahami.

Mungkin’kan kau temui persahabatan berawal dari hal baru disaat kau
menantang keadaan status quomu. Dan belajar bahwa ada begitu banyak pilihan
dalam hidup. Dan begitu banyaknya jalan bagimu untuk tumbuh.

Mungkin kau akan pergi menuju tempat-tempat yang tak pernah kau duga dan
melihat barang dan tempat yang belum pernah kau lihat, atau berkelana ke
tempat-tempat indah yang jauh dan semua pemandangan cantik diantaranya.

Mungkin akan kau jumpai kehangatan, kasih sayang dan dipedulikan.
Dan seorang khusus disana untuk menolongmu tetap tinggal, mendengarkan penuh
minat pada kasih dan perasaan yang kau bagikan.

Mungkin kau’kan terhibur mengetahui bahwa teman-temanmu mendukung segala
yang kau lakukan, dan percaya bahwa keputusan apapun yang kau buat, mereka
itu pilihan-pilihan yang benar bagimu.

Jadi tetaplah melangkahkan kaki satu di depan lainnya, dan jalani hidupmu
hari demi hari …

Ada esok hari yang lebih terang di depan jalan itu. Jangan tengok ke
belakang! Engkau tidak menuju kesana!

When you are together with that special someone, you pretend to ignore
that person.
But when that special someone is not around, you might look around to
find them.
At that moment, you are in love.

Although there is someone else who always makes you laugh,
your eyes and attention might go only to that special someone.
Then, you are in love.

Although that special someone was supposed to have called you long back,
to let you know of their safe arrival, your phone is quiet.
You are desperately waiting for the call!
At that moment, you are in love.

If you are much more excited for one short e-mail from
that special someone than other many long e-mails,
you are in love.

When you find yourself as one who cannot erase all the
messages in your answering machine because of one message
from that special someone, you are in love.

When you get a couple of free movie tickets, you would
not hesitate to think of that special someone.
Then, you are in love.

You keep telling yourself, “that special someone is just a friend”, but
you realize that you can not avoid that person’s special attraction. At
that moment, you are in love.

While you are reading this page, if someone
appears in your mind,
then u are in love with that person.

Jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya
Kita telah kehilangan banyak hal semasa hidup.
Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kitKadang, kita juga kehilangan hal baik, supaya kita menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.
Kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu, mungkin Tuhan sudah menentukan bahwa memang pada saat itulah kita kehilangan.
Mungkin saja kita kehilangan supaya kita nantinya bisa mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik.
Mungkin memang pedih pada awalnya… mungkin butuh bulan berbilang tahun untuk menyeka bening yang terkadang masih mengalir…
Namun kebahagiaan memang tak selamanya… dan kesedihan takkan mengembalikan apa yang telah berlalu…
Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya.
“Semoga kita bisa menjadi orang yang ikhlas yang tetap masih bisa memberikan senyum terindah kita pada dunia”. 

Hhhmm..tau nggak.kadang ortu pngen ngasih yg t’bae bwt anknya.tapi mreka ga mkirkan.apkah kmauan ank itu sma dg dy?ortu tkut kalo nanti pilihan si ank nti slh..saat ne sya b’hdapn lgsg dg seorg ank yg dpksa msuk ke sekolah yg diingnkn ortunya..dy ogah2an.dr perlengkapan p’daftran smpi detail kepribadian diajarkan oleh ortu.namun apakah didikan yg smacam itu akankah b’hasil?kita tggu 5th kemudian.hehehe

Allah Yang Maha Pemurah, terimakasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya walaupun dia bukan milikku.

Terimakasih untuk saat-saat indah yang

boleh kami nikmati bersama.

Terimakasih untuk setiap pertemuan yang

boleh kami lalui  bersama.

Terimakasih untuk setiap saat-saat yang lalu.

Saya datang bersujud dihadapan-Mu,

Sucikan hati saya yaa Allah, sehingga dapat melaksanakan

kehendak dan rencana-Mu dalam hidup saya.

Yaa Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya,

janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya.

Janganlah biarkan saya melabuhkan hati saya di hatinya.

Kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya

dan usirlah dia dari relung hati saya.

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus dan murni.

Tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Kau ciptakan dia untuk saya, yaa Allah,

tolong satukan hati kami.

Bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan

menerima dia seutuhnya.

Berikan saya kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan

untuk memenangkan hatinya.

Usapilah dia agar dia juga mencintai, mengerti

dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan

kekurangan saya sebagaimana saya telah Kau ciptakan.

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh-sungguh mencintai

dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia.

Yaa Allah Maha Pengasih, dengarlah doa saya ini.

Lepaskanlah saya dari keraguan ini

menurut kasih dan kehendak-Mu.

Allah Yang Maha Kekal, saya tahu Engkau senantiasa

memberikan yang terbaik buat saya.

Luka dan keraguan yang saya alami pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajar saya untuk hidup makin dekat pada-Mu, untuk lebih peka terhadap suara-Mu

yang membimbing saya menuju terang-Mu.

Ajarlah saya untuk tetap setia dan sabar

menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.

Jadilah kehendak-Mu dan bukan kehendak saya yang jadi dalam setiap bagian hidup saya, yaa Allah.

Amin….

Musim hujan sudah berlangsung dua bulan sehingga  dimana-mana pepohonan
nampak menghijau. Seekor ulat  menyeruak di antara daun-daun hijau yang
bergoyang-goyang diterpa angin. "Apa kabar daun hijau," katanya .
Tersentak  daun hijau menoleh ke arah suara yang datang "Oo, kamu  ulat.
Badanmu kelihatan kurus dan kecil, mengapa?" tanya
daun hijau. "Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk  makananku.
Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat
kecil. "Tentu..tentu..mendekatlah kemari." Daun hijau  berpikir, "jika
aku memberikan sedikit dari tubuhku ini  untuk makanan si ulat, aku akan
tetap hijau. Hanya saja  aku akan kelihatan berlubang-lubang. Tapi tak
apalah.

"Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun  hijau. Setelah
makan dengan kenyang ulat berterimakasih kepada daun hijau yang telah
merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat
mengucapkan  terimakasih kepada sahabat yang penuh kasih dan  pengorbanan
itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau.
Sekalipun tubuhnya kini berlubang di sana-sini namun ia  bahagia bisa
melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun  hijau menjadi
kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh  ke tanah, disapu orang dan
dibakar. Apa yang terlalu berarti  di hidup kita sehingga kita enggan
berkorban  sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada
akan  "mati" bagi sesamanya yang tidak menutup mata ketika sesamanya
dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan  seolah tidak mendengar
ketika sesamanya berteriak minta  tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk
kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang
tidak mudah, tetapi indah.

Ketika berkorban diri kita sendiri menjadi seperti  daun hijau yang berlobang namun itu sebenarnya tidak  mempengaruhi hidup kita, kita akan
tetap hijau, Allah akan  tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi "daun
hijau",  berkorban merupakan sesuatu hal yang mengesankan dan  terasa
indah serta memuaskan . Dia bahagia melihat  sesamanya bisa tersenyum
karena pengorbanan yang ia  lakukan. Ia juga melakukannya karena
menyadari bahwa ia  tidak akan selamanya tinggal sebagai "daun hijau".
Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah kehidupan kita. hidup ini hanya sementara  kemudian
kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini  dengan perbuatan-perbuatan
baik, kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan
hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang  menyenangkan dan
membawa suka cita tersendiri bagi anda.  Dalam banyak hal kita bisa
berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi
mereka,  memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi
pengorbanan yang bisa kita lakukan. Yang mana yang sering kita lakukan?
Menjadi ulat kecil yang menerima kebaikan  orang atau menjadi "daun
hijau" yang senang memberi.

Sepi…Sendiri…Apakah anda pernah merasakannya???
Hanya orang normal yang pernah merasakannya..
Tak jarang kadang orang berpendapat tidak butuh seseorang. Namun mereka kontraversi dengan hati kecilnya. Hati kecil tidak bisa ingkar..Kepolosan hati kecil bagaikan bayi yang baru lahir. Suci dan fitrah..
Saat seperti itu siapakah yang anda butuhkan?Pacar Vs Teman??Jawabannya adalah siapa saja yang bisa membuat anda tersenyum. Tertawa, riuh canda mewarnai hari merona kehidupan..
Pacar..hhmmm..dengar kata itu sangat sakral bagiku..Pernah aKu sendiri kehilangan seorang pacar..hancur..remuk..berkeping-keping..seolah nyawaku lepas dari raga dan tak ingin menikmati indahnya hari esok.aKU merasa benar-benar sendiri..
Tapi seketika itu apa yang aku pikirkan? Masa depanKu masih panjang..jauh di depan tuk menungguKu..Entah kekuatan apa yang aKu terima saat itu..Bisikan peri – peri bijak terdengar di telingaku..Aku tidak sendiri..aku harus kuat..aku harus bisa melewati ini semua..
Jariku seolah tidak bersela karena uluran tangan dari seorang teman. Yah..peri – peri bijak adalah teman-temanku yang selalu memberiku “advice” teman yang baik tidak akan membuat celaka..
Ada kalanya kita menepiskan ego kita untuk menyatukan pola pikiran kita. Merangkul harapan yang menjadi tujuan bersama..
Jangan tinggalkan aku teman..aku masih sangat membutuhkanmu..
Hingga saatnya tiba…………………….

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah
Ketika industri China mengejar mulai tahun 1990an, pihak Jepang tidak terlalu terkehut karena, tempaan manusia Jepang sudah lebih dari dua abad dalam hiyungan sejarah dan budayanya. Jadian pacuan antara Jepang dengan negara-negara tetangganya bukan baru-baru ini saja. Jepang sudah cukup penuh tempaan oleh para oleh para pemimpin mereka dan lingkungan alam Jepang yang tidak terlalu bersahabat. Sampai kinipun tidak kategori produk bermutu Jepang terhitung ‘higher end’ dibandingkan buatan China, Korea dan Negara-negara lainnya dan setiap kali membangun mutu yang lebih tinggi meskipun nilai / harganya agak lebih tinggi.
Sebagai sesama bangsa asia, perlu kita setiap awal triwulan pertama tahun baru mendiskusikan dan mencermati kembali langkah-langkah yang yang penuh halangan seperti era memasuki restorasi meiji. Perang dunia pertama dan kedua menjelang plaza accord 1975 dan krisis 1990an dengan tekad membuahkan hasil setelah diteladani para pemimpin menggugat diri untuk tidak terjebak kembali dalam kemunduran tetapi bertekad terus mendayung maju.
I.2. Perumusan Masalah
Didalam upaya mengidentifikasikan masalah penulis mencoba menghubungkan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan sikap dan sifat manusia Jepang sebagai pelaku ekonomi, sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sikap manusia Jepang sebagai pelaku ekonomi?
2. Bagaimanakah dampak perekonomian nagara Jepang yang ditimbulkan oleh manusia Jepang?
I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Meneliti mengenai sikap dan sifat manusia Jepang terhadap pelaku ekonomi
2. Mencari pengaruh ekonomi di negara Jepang terhadap sikap dan sifat manusianya.

Manfaat yang di dapat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui sikap dan sifat manusia Jepang sebagai pelaku ekonomi.
2. Mengetahui perkembangan ekonomi di negara Jepang.
3. Menambah pengetahuan untuk menghadapi perkembangan ekonomi.
4. Dapat memotivasi negara lain agar perekonomian di negaranya maju seperti negara Jepang.

I.4. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambar yang terarah dan sebelum memasuki inti pokok
permasalahan mengenai sikap dan sifat manusia Jepang sebagai pelaku ekonomi, maka penulis menyajikan / menguraikan sekilas bab perbab. Uraian penulisan makalah ini dalam 5 bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, seerta sistematika penulisannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang dipergunakan sebagai pembahasan tentang sikap dan sifat manusia Jepang sebagai Pelaku ekonomi yang meliputi teori-teori yang berhubungan dengan topik makalah, penelitian terdahulu yang relevan, definisi variabel operasional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan objek, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data, serta kerangka penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan deskripsi obyek penelitian, hasil penelitian, serta analisis dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menguraikan mengenai menarik kesimpulan dari pembahasan yang di analisisi dan interprestasi yang dibuat dari bab sebelumnya, serta akhirnya mengemukakan saran-saran yang kiranya perlu diperhatikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Teori-teori yang berhubungan dengan Topik Makalah
Restorasi Meiji atau dikenal juga dengan sebutan meiji Ishin, revolusi, atau pembaruan adalah rangakaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal Zaman Meiji. Restorasi ini merupakan akibat langsung dari dibukanya Jepang kepada kedatangan kapal dari dunia Barat yang dipimpin oleh perwira angkatan laut asal AS, Matthew Perry.
Pembentukan Aliansi Sat-cho, yaitu antara Saigo Takamori, pemimpin Satsuma, dengan Kido Takayoshi, pemimpin Chosu, adalah titik awal dari Restorasi Meiji. aliansi ini dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan melawan Keshogunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan pada kaisar.
Keshogunan Tokugawa resmi berakhir pada tanggal 9 November 1867, ketika Shogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu “memberikan kekuasaan ke kaisar” dan 10 hari kemudian mundur dari jabatannya. Titik ini adalah awal “Restorasi” kekuasaan imperal. Walau begitu, Yoshinobu masih tetap memiliki kekuasaan yang signifikan.
Kemudian pada Januari 1868, dimilailah perang Boshin (Perang Tahun Naga), yang diawali pertempuran Toba Fushimi, dimana tentara yang dipimipin Chosu dan Satsuma mengalahkan tentara mantan Shogun, dan membuat kaisar mencopot seluruh kekuasaan yang dimiliki Yoshinobu. Sejumlah anggota keshogunan melarikan diri ke Hokkaido da mencoba membuat negara baru, Republik Ezo, tapi usaha ini digaglkan pada penyerbuan Hakkodate, Hokkaido. Kekalahan tentara mantan Shogun adalah akhir dari Restorasi Meiji; dimana semua musuh kaisar berhasil dihancurkan.

II. 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Salah seorang pemakalah adalah Mr. Mizuno Toshio (Anggota DPRD Shizuoka Jepang), menginformasikan beberapa hal antara lain masalah shoko koreika, masalah emansipasi pria wanitadan damoaknya terhadap regenerasi, masalah penciutan beberapa daerah di Jepang (merger), masalah budaya tradisional (dalam hal ini judo) dan filsafatnya, dan nilai sebuah kepercayaan bago orang Jepang. Intisarinya sebagai berikut:
Masalah shoko koreika adalah fakta yang menunjukan bahwa jumlah anak-anak di Jepang semakin berkurang, sedangkan orang-orang yang lanjut usia (manula) semakin bertambah. Hal ini disebabkan kaum hawa di Jepang semakin majudan mampu menduduki jabatan penting dimasyarakat. Akibatnya banyak diantara mereka yang tidak mau melahrkan anak lagi. Jumlah perempuan yang melahirkan anak kemudian mereka membesarkannya di Jepang pada tahun 2003 rata-rata hanya 1,9 orang. Artinya, setiap perempuan hanya melahirkan anaknya 1 s.d 2 orang

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III. 1. Objek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah mengenai sikap dan sifat manusia Jepang sebagai pelaku ekonomi. Lokasinya terjadinya dinegara Jepang. Waktu penelitiannya adalah tahun 2007.
III. 2. Populasi, Sampel, dan Sumber Data
III.2.1. Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti. Dan yang menjadi populasi dalam penyusunan makalah adalah melalui internet.
III.2.2. Sampel merupakan data yang mewakili obyek yang diteliti, dan yang menjadi sampel dalam dalam makalah ini adalah penduduk Jepang.
III.2.3. Sumber data merupakan informasi pusat mengenai data penelitian, dan yang menjadi sumber data dalam makalah ini yaitu melalui internet.

III. 3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada makalah ini yaitu dengan menggunakan metode kualitatif, karena makalah membahas secara kata per kata dan kalimat per kalimat.

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV. 1. Deskripsi Obyek Penelitian
Sejarah modern industri Jepang sejak Restorasi Meiji tahun 1867. Era ini mengakhiri periode panjang isolasi dari dunai luar sejalan dengan awal industrialisasi yang diciptakan masyarakat barat. Bangsa Jepang bangun dari keterbelakangan sebelum era Meiji, tapi melaui proses yang keras dalam kebijakan menanamkan jiwa disiplin dan sikap hidup tidak mudah menyerah pada hambatan ketertutupan bangsa sebagai kelemahan dalam interaksi dengan dunai luarnya. Pergumulan bangsa Jepang untuk memodernisasi yang terdahului oleh hampir tiga ratus tahun masa-masa kekacauan sosial, ekonomi, dan politik.
Proses industrialisasi eranya Meiji dengan industri besi baja, perkapalan dari baja (steel-hulled ship), peralatan listrik, peralatan mesin, mesin pertenunan dan pemintalan. Setelah itu melaju kearah produk-produk seperti kendaraan bermotor, arloji, kamera, radio, komputer, semi konduktor dsb.
Berkembangnya pemikiran pemasaran modern Jepang terjadi setelah perang dunia kedua tahun 1950an. Masa itu pemerintah Jepang menciptakan berbagai kebijakan yang diarahkan pada pemulihan ekonomi dengan memberi berbagai intensif, mulai dari pemulihan industri yang hancur dengan fasilitas kredit lunak dari dunia perbankan, pajak dan mendorong bangsa Jepang untuk tidak apatis setelah kekalahan perang. Salah satu hasil dari kebijakan ekonominya adalah munculnya (revival) masyarakat konsumsi massal (mass consumption society).
Perusahaan Jepang memperoleh dan mendayagunakan dari dunai barat sejumlah pengetahuan produk: teknologi produk dan pengetahuan pemasaran terutama pasca perang dunia kedua. Pada landasan ini, banyak perusahaan Jepang menambah program “kaizen” atau manajemen mutu dan biaya yang memungkinkan merekamencapai pangsa pasar yang sangat besar dalam nisnis internasional dalam bidang-bidang elektronika rumah tangga, audio, televisi, video tape recorder, mesin fotokopi dan facsimile, dan tetntunya industri otomotif dan sebagainya.
Merekapun menyadari bahwa memasuki era globalisasi persaingan internasional semakin tajam. Inilah salah satu alasan mengapa banyak perusahaan Jepang menargetkan pasaran global harus mengintroduksi produk baru yang memiliki orisinalitasdan mutu yang tinggi (originality dan excellence).
Belakangan ini terdapat anggapan bahwa pertumbuhsn produktivitas berasal dari perubahan dan sukses didasarkan pada manajemen perubahan secara efektif (effective management of change). Perubahan teknologi yang demikian cepatnya, makin pentingnya perangkat lunak (software), globalisasi pasar, dan pergeseran nilai-nilai sosial akan mempengaruhi konsep manajemen dan produktivitas.
IV.2. Hasil Penelitian
Masyarakat Jepang merupakan sebuah komunitas orang-orang yang lebih mengedepankan kepercayaan tanpa banyak bertanya atau curiga terhadap orang lain. Sebagai ikustrasi diberikan contoh sebagai berikut. Orang Jepang dididik pada sebuah ajaran yang mengedepankan bahwa mencurigakan orang lain itu tidak baik. Tidak boleh berprasangka buruksebelum seseorang itu terbukti bersalah.
Dalam bidang bisnis, apabila si pembeli merasa puas denagn menampakkan senyum misalnya, maka dalam diri para pebisnis itu akan lahir kepercayaan diri dan mereka akan mereasa yakin bahwakualitas barang dan harganya menduduki posisis yang berimbang. Artinay mahalnya harga diimbangi dengan kiualitas yang memadai. Dengan demikian secara alami, orang Jepang akan menjual barang-barang itu dengan percaya diri. Orang Jepang tidak akan menjual barang yang cacat, atau yang berkualitas jelek, apalagi mempunyai pikiran: “biarkan saja barang yang dijual itu berkualitas jelek, karena pembelinya adalah orang lainatau orang selintas”. Apabila konsep berpikir seperti itu berkembang dikalangan para pelaku bisnis, maka akan menimbulkan nilai kepercayaan terhadap barang dagangan itu menjadi hilang. Alhasil, barang-barang yang diproduksi itu menjadi tidak laku.
Dalam situasi bergaul diperlukan saling percaya. Apabila dalam sebuah janji ada orang yang tidak menepatinya, maka secara otomatis orang Jepang akan memvonis “pembohong” atau “penghianat”. Dalam komunitas sebuah masyarakat yang menegedepanka rasa saling percaya seperti Jepang, yang dinilainya itu adalah efisiensi, pertimbangan perasaan (nilai emosional), dan akhirnaya akan melahirkan manusia-manusia yang mampu bekerja dengan baik. Dampak positifnya adalah penghasilan setiap individu akan meningkat dan tentunya langsung ataupun tidak langsung sangat berkaitan dengan perkembangan perekonomian Jepang secara menyeluruh.
Apabila ada orang yang bersikap ‘egois’ atau ‘mau menang sendiri, maka mereka itu akan kesulitan dalam hidupnya. Prinsip orang Jepang bahwa setiap individu itu adalah gigi-gigi dalam komunitas bermasyarakat sehingga tidak bisa berpikiran hanya untuk diri sendiri semata. Dampak positif lainnya yaitu akan mempermudah rencana-rencana selanjutnay dan tentunya kecendrunga suskses itu besar asalkan kuita mau baerusaha. Dengan kata lain, setiap program yang sudah direncanakan akan berjalan dengan lancar.
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa dampak negatif akibatn melimpahnya kekayaan di Jepang, yang tentunya keberhasilan ini merupakan jerih payah dari dulu hingga saat ini, dan juga menyebabkan Jepang serba praktis itu, disisi lain ada aspek-aspek yang semakin menghilang. Antara lain komunikasi antar orang menjadi tidak kondusif, hubungan antar tetangga menjadi renggang, dll.

IV. 3. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
Negara kita menganutSistem Ekonomi Setengah (SEKS), yaitu modifikais dari sistem ekonomi konglomerasi Asli (SEKA), model ekonomi ‘terpimpin’ Jepang. Yang mngherankan pada tahun 70an mengambil porsi pasar eksport dunia, yang melejit sebagai sukses stori. Sistem ini adalah ultra-neo-keynesian, yang menganut campur tanga mendalam dari pemerintah ke ekonominya. Bukan saja dalam kebijakan makro moneter dan fiskaltetapi juga level ekonomi mikro, sektor riil, bahkan manajemen pelaku bisnis. SEKA Jepang mempunyai sisi positif, yaitu karena bangkit dari abu perang dunia 2, berdasar sekali pada Austerity Measures (sikap ‘pengiritan’) yang sangat besar. ‘Generasi 45’nya Jepang adalah generasi kere yang hidup. Ditambah tentu saja sifat-sifat masyarakat Jepang yang feudal, anarkis, nasionalitik chauvinistik, mendekati, sangat mendukung bentuk campur tangan ‘untuk kepentingan negara’ itu.
Bertahun-tahun pada saat SEKA belum ‘proven’, Jepang sangat menekankan kepentinagn domestik untuk kepentingan pendirian bangunan Ekonomi Makro yang cantik. Pemerintah memelototi habis-habisan kriteria-kriteria ekonomi makro yang penting balance of payment, yang ada pada tahun 70-80an malah out-of-favor di Barat. London kecolongan, Jepang sangat sukses. Mulai muncul ‘Asian values’, menyangkut ‘sistem ekonomi terpimpin’ SEKA.
Secara post-Soekarno, baru belajr ekonomi makro berkat bantuan IMF, mendapat angin surga dari sistem SEKA ini. Sistem yang pada dasarnya memang kongkalikong antara cukong dengan raja ini benar-benar diterima dihati beliau. Dibentuk konglomerasi pengelompokan tidak sejenis. Jika di USA 70an ada ‘conglomeration craze’ yang basisnya adalah leverage P/E (Price Earning ratio) dengan menelan bisnis-bisnis yang P/Enya rendah, agar toyal growth naik. Disini congkimeration tidak berdasar itung-itungan yang sulit, yang memang belum dipedulikan sampai detik inipun di BEJ, tapi berdasar pada persahabatan. Oom Liem adalah contoh pertama dan tersukses, tetapi jauh dari yang terakhir. Apalagi ‘keluarga batih’ soeharto meningkat, ‘channel’ melalui Ibu Tien juga terbuka. Menderulah para makelar-makelar tulen membentuk konglo yang konglomerat-konglomerat ini. Chinese Merchant (CM) era. Yang disusul oleh Bisnis Pangeran (BP) setelah anak-anak babeh akil balik. Apa yang beda dari sistem Soeharto ini, sehingga namanya lain (SEKsetengah), karena ada dua kriteria dasar yang lolos, pertama sifat moralita bangsa, Austerity Measure, tidak ada disini. Kedua tidak ada kultur-nalar dibelakang gerakan ini, Jepang bertingkah tidak camur tangan pemerintah i bisnis tetapi masih nalar, yaitu adanya arahan yang sangat jelas dan tegas tentang apa yang akan dicapai dari tindakan-tindakannya. Secara praktis ini adalah pengarahan sangat tegas dari pemerintah Jepang tentang bisnis/sektor yang harus dimasuki, bahkan suatu dewan harian (MITI) yang sangat berpengaruh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1. Kesimpulan
Sadar harus tekun mengatasi krisis, sikap juang (makato) orang Jepang makin memantapkan proses yang dimiliki daya tarik tersendiri, yaitu: disiplin, menghargai waktu, pengembangan keterampilan, partisipasi dan keterlibatan, moral dan etos kerja, komunikasi menengah keatas dan kebawah (middle up and down).

V. 2. Saran-saran
Dalam menjadi bahan pelajaran pelaku bisnis, agar tidak bermentalitas mau instan atau WWW (Wealth Without Work), maka baik CEO, manajer menengah maupun karyawan biasa, pola poikir mereka adalah orientasi proses (process oriented) dalam mencapai tujuan. Memahai proses perubahan merupakan awal menyadari bahwa setiap elit dan pelaku bisnis ditantang untuk lebih bermutu dan etis.

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkesinambungan. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dengan struktur ekonomi yang diharapkan, maka pembangunan perlu dilihat dari sisi perekonomian dan perkembangan suatu wilayah dengan baik dan hasil pembangunan harus terus diamati. Pembangunan dan pengamatan terhadap hasil-hasilnya akan dapat dilakukan dengan lebih baik dan terarah apabila dilandaskan pada data statistic yang baik dan cermat.
Dalam kaitan ini statistic Produk domestic Regional Bruto (PDRB) perlu disusun karena merupakan salah satu alat yang cukup handal untuk perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan secara makro. Dengan tersedianya data PDRB dari tahun ke tahun, maka dari itu para pembuat kebijaksanaan ekonomi di Kabupaten Jombang harus mampu menentukan sasaran pembangunan yang tepat pada kurun waktu tertentu.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
• Menganalisa PDRB suatu wilayah yaitu Daerah Kab. Jombang.
• Mengetahui kaitan PDRB dengan pertumbuhan ekonomi Kab. Jombang.

Permasalahan tersebut tentu saja tidak mudah dijawab. Akan tetapi dengan adanya data statistic PDRB yang kami dapat dari BPS (Badan Pusat Statistik) barangkali kita agak terbantu dalam melakukan penganalisaan dan keterkaitan masalah pertumbuhan perekonomian daerah Kab. Jombang maupun evaluasi pembangunan ekonomi, sebab paling tidak dengan data PDRB kita dapat memperoleh gambaran mengenai :
o Laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah
o Tingkat kemakmuran suatu daerah melaui besarnya pendapatan per kapita. Dalam hal ini lebih lengkap dengan tersedianya data PDRB daerah lain sebagai pembanding.
o Kenaikan atau penurunan kemampuan daya beli masyarakat dengan melihat besarnya tingkat inflasi atau deflasi.
o Potensi suatu daerah dengan melihat struktur perekonomian yang ada.

1.3. PDRB DALAM SIKLUS KEGIATAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi secara garis besarnya dapat dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi dan kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa. Unit-unit produksi memproduksi barang dan jasa, dan dari kegiatan produksi timbul pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh berbagai golongan dalam masyarakat, sehingga dari pendapatan ini masyarakat akan membeli barang dan jasa baik untuk keperluan konsumsi maupun investasi.
Dengan demikian, maka nilai produk akhir dari barang dan jasa yang diproduksi (product) akan sama dengan pendapatan yang diterima oleh golongan-golongan dalam masyarakat (income) dan akan sama pula dengan jumlah pengeluaran oleh berbagai golongan dalam masyarakat (expenditure).
Karena itu maka Regional Product (Produk Regional), Regional Income (Pendapatan Regional), dan Regional Expenditure (Pengeluaran Regional), sebenarnya sama. Hanya cara melihatnya saja yang berbeda :
 Kalau ditinjau dari segi produksi, Produk Regional adalah merupakan jumlah nilai produk akhir atau nilai tambah dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu dalam jangka waktu tertentu.
 Atau kalau ditinjau dari segi pendapatan, Pendapatan Regional adalah merupakan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh factor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu.
 Atau apabila ditinjau dari segi pengeluaran, pengeluaran Regional adalah merupakan jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap perubahan stok dan ekspor neto suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.

1.4. KEGUNAAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto yang disajikan dengan harga konstan akan bisa menggambarkan tingkat perubahan ekonomi di daerah itu, dan apabila ini dibagi dengan jumlah penduduk akan mencerminkan tingkat perkembangan produk perkapita. Jika PDRB dibagi dengan jumlah penduduk akan mencerminkan tingkat perkembangan pendapatan perkapita yang dapat digunakan sebagai indicator untuk membandingkan tingkat kemakmuran materil suatu daerah terhadap daerah lain.
Penyajian atas dasar harga konstan bersama-sama dengan harga yang berlaku antara lain dapat dipakai sebagai indicator umtuk melihat tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi. Penyajian PDRB secara sektoral dapat memperlihatkan struktur ekonomi di wilayah itu. Bila angka PDRB dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja, atau jumlah input yang digunakan, akan dapat menggambarkan tingkat produktifitas secara sektoral maupun menyeluruh.
Penyajian dalam bentuk input-output dapat menggambarkan hubungan fungsional antara sector satu dengan sector lain, dan bagaimana kenaikan output suatu sector mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung kepada sector-sektor lain.
Penyajian dalam bentuk neraca Regional akan dapat digambarkan bagaimana barang dan jasa itu diproduksi, dikonsumsi, diinvestasikan maupun diekspor, dan bagaimana sumber-sumber pembiayaan terhadap konsumsi, investasi maupun ekspor/impor. Dari sekedar uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa angka-angka yang disajikan oleh PDRB dapat menggambarkan kondisi ekonomi yang terjadi, baik mengenai struktur ekonomi di masa lalu, keadaan yang sedang berjalan maupun kemungkinan-kemungkinan dimasa yang akan datang. Dengan demikian PDRB berfungsi sebagai :

Indikator tingkat pertumbuhan ekonomi
Indikator tingkat pertumbuhan income per kapita
Indikator tingkat kemakmuran
Indikator tingkat inflasi dan deflasi
Indikator struktur perekonomian
Indikator hubungan antar sector

Oleh karena itu angka PDRB akan sangat berguna bagi para ahli yang bergerak dibidang perencanaan ekonomi, jangka pendek maupun jangka panjang, dan lain-lain kebijaksanaan ekonomi, baik pemerintah maupun swasta.

URAIAN SEKTORAL

Uraian sektoral yang disajikan mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan subsektor , kemudian cara-cara penghitungan nilai tambah, baik atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, serta sumber datanya.

2.1 SEKTOR PERTANIAN
Tanaman Bahan Makanan
Subsektor ini mencakup komoditi bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan, ketela, kacang hijau, tanaman pangan lainnya dan hasil-hasil produk ikutannya. Termasuk dalam cakupan ini adalah hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana oleh Petani yang bersangkutan seperti beras tumbuk, gaplek dan sagu.
Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Jombang, sedangkan data harga seluruhnya bersumber dari data harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Jombang.
Nilai tambah bruto atas dasr harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap kuantum dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku pada stiap tahun. Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil survey khusus pendapatan regional pada masing-masing tahun harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga konstan 2000.

Tanaman Perkebunan
Tanaman Perkebunan Rakyat
Sub sector ini mencakup komoditi tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti jambu mente, kepala, kopi, kapok, tebu, tembakau dan cengkeh. Cakupan tersebut termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat, tembakau olahan, kopi olahan dan teh olahan.
Data Produksi diperoleh dari dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jombang sedangkan data harga oleh BPS Propinsi Jawa Timur dan Dinas Perkebunan Daerah Propinsi Jawa Timur.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transport yang digunakan diperoleh dari table input-input Indonesia 2000. Sedang nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan.

Tanaman Perkebunan Besar
Sub sector ini mencakup kegiatan yang memproduksi komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar. Komoditi yang dicakup di antaranya karet, teh, kopi, kako, minyak sawit, inti sawit, rami, serta manila dan sebagainya.
Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun konstan 2000 sama seperti pada tanaman perkebunan rakyat.

Peternakan dan Hasil-hasilnya
Sub sector ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil ternak, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba, telur, susu segar, serta hasil pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak netto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur serta banyaknya ternak yang keluar masuk wilayah Kabupaten Jombang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jombang, sedangkan data harga ternak diperoleh dari laporan harga produsen BPS Kabupaten Jombang.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan harga konstn 2000 dihitung dengan cara pendekatan produksi, yaitu mengalikan terlebih dahulu kuantum produksi setiap jenis ternak dengan harganya, kemudian dikurangi biaya antara masing-masing komoditui yang diperoleh dari survei khusus Pendapatan Regional.

Kehutanan
Subsektor kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu baker, arang dan bamboo. Sedangkan pengambilan hasil hutan lainnya misalnya, rotan, dammar, kulit kayu, kopal, nipah, nibung, akar-akaran dan sebagainya. Hasil perburuan binatang liar seperti babi rusa, penyu, buaya, ular, madu dan lain-lain termasuk juga subsektor ini.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai terhdap outputnya.

Perikanan
Subsektor ini mencakup semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan umum, tambak, kolam, sawah dan keramba, serta pengolahan sederhana (pengeringan dan penggaraman ikan). Data mengenai produksi, dan nilai produksi diperoleh dari laporan dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jombang. Sedang penghitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah bruto terhadap output. Diman Rasio nilai tambah diperoleh dari survey khusus.

2.2 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Sektor ini mencakup minyak tanah mentah dan gas bumi, yodium, bijih mangan, belerang, serta segala jenis hasil penggalian.
Output sector pertambangan dan penggalian merupakan perkalian antara produksi dengan harga masing-masing, yang apabila dikurangi dengan biaya antara diperoleh nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku, sedangkan nilai tambah bruto penggalian atas dasar harga konstan adalah penggalian (menggunakan cara revaluasi) dikurangi biaya antara atas dasar harga konstan 2000.

2.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Berbeda dengan publikasi sebelumnya, mulai PDRB 1993 sektor Industri pengolahan bukan lagi dibagi menjadi subsektor industri besar, sedang dan kecil, tetapi menurut ketentuan klasifikasi lapangan usaha Indonesia(KLUI) dalam dua digit. Dengan demikian akan kita dapati 9 subsektor sebagai berikut :
1. Makanan, minuman dan tembakau
2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki
3. Barang kayu dan hasil hutan lainya
4. Kertas dan barang cetakan
5. Pupuk, kimia dan barang dari karet
6. Semen dan barang galian dari logam
7. Logam dasar, besi dan baja
8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya
9. Barang lainnya.
Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto sector ini bersumber dari survey tahunan BPS Kabupaen jombang serta didukung data produksi dari Disperindagkop Kabupaten Jombang.
Output sector industri diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sector ini. Sedangkan nilai tambah diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah terhadap output berdasarkan survey khusus pendapatan regional. Selanjutnya perhitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara revaluasi.

2.4 SEKTOR GAS , LISTRIK DAN AIR BERSIH
Data Produksi yang disajikan dalam publikasi ini adalah data resmi dari PLNM (persero) dan Perusahaan Daerah Air Minum. Output masing-masing sub sector mencakup semua produksi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan sesuai dengan ruang lingkup dan definisinya.
Listrik
Sub sector ini mencakup semua kegiatan kelistrikan, baik yang diusahakan oleh PT PLN (persero) maupun non PLN. Data produksi, harga dan biaya antara subsektor ini diperoleh dari PT PLN (persero). Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dengan harga yang berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000, diperoleh dengan cara revaluasi.
Gas
Subsektor ini jelas tidak ada dan tidak pernah ada di kabupaten jombang.
Air Minum
Subsektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Air minum saja. Data produksi, harga dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan air minum diperoleh dari laporan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Jombang yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Jombang. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga yang berlaku pada masing-masing tahun. Sedang penghitungan nilaitambah atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara yang sama seperti pada subsektor listrik.

2.5 SEKTOR BANGUNAN
Sektor bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi, baik berupa gedung, jalan, jembata, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, eksploitasi minyak bumi maupun jaringan listrik, gas, air, telepon dan sebagainya. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi. Output diperoleh dari penjumlahan nilai pembangunan prasaran fisik yang dibiayai dari APBN, pembangunan-pembangunan yang dilakukan pengembang, perumnas serta yang dilakukan oleh swadaya masyarakat murni, sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari survey khusus. Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara deflasi, sebagai deflatornya adalah indeks harga perdagangan besar (IHPB) bahan bangunan dan konstruksi.

2.6 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Perdagangan besar dan eceran
Perhitungan nilai tambah sub sector perdagangan dilakukan dengan pendekatan arus barang (commodity flow) yaitu dengan menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta komoditi yang diperdagangkan. Dari nilai komoditi yang diperdagangkan, diturunkan nilai margin yang merupakan output perdagangan yang selanjutnya dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio besarnya barang-barang yang diperdagangkan, margin perdagangan dan persentase nilai tambah didasarkan pada data hasil penyusunan table input-output Indonesia 2000 serta survey khusus. Nilai produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan mengalikan rasio-rasio diatas dengan output atas dasar harga konstan 2000 dari sector-sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta impor. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah terhadap outputnya.

Hotel
Sub sector ini mencakup semua hotel, baik berbintang (di kabupaten jombang tidak ada) maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam tamu dan tarifnya diperoleh dari BPS Kabupaten jombang, sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari survey khusus pendapatan regional yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Jombang.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah terhadap outputnya.

Restoran
Karena belum tersedia data restoran secara lengkap, maka output dari subsektor ini diperoleh dari perkalian antara jumlah tenaga kerja yang bekerja di restoran dari hasil sensus penduduk tahun 2000 dan SUPAS 2005 beserta pertumbuhannya dengan output pertenaga kerja dari hasil survey khusus pendaptan regional. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan indeks harga konsumen makanan jadi dan minuman sebagai deflator.

2.7 SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Sektor ini mencakup kegiatan pengankutan umum untuk barang dan penumpang, baik melaui darat, laut dan udara. Termasuk jasa penunjang angkutan dan komunikasi. Dan untuk Kabupaten Jombang sudah diketahui bahwa laut dan udara tidak ada, sehingga tidak perlu ditampilkan di bawah ini.

Angkutan Kereta Api
Nilai tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari laporan Tahunan PT KAI. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang penumpang dan ton-km barang yang diangkut.

Angkutan Jalan Raya
Sub sector ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor ataupun tidak bermotor seperti bis, truk,taksi, becak, dokar dan sebagainya.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan metode pendekatan produksi yang didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji dan hasil survei khusus pendapatan regional angkutan yang dilakukan setiap tahun, sedangkan untuk data jenis kendaraan tidak bermotor diperoleh dari dinas Pendapatan daerah dan berbagai survei. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi.

Jasa Penunjang Angkutan
Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penyimpanan dan pergudangan serta jasa penunjang lainnya.

Terminal dan Perpakiran
Mencakup kegiatan pemberian pelayanan dan penganturan lalu lintas kendaraan / armada yang membongkar atau mengisi muatan, baik barang maupun penumpang, seperti kegiatan terminal, parker dan pelabuhan laut. Dikabupaten Jombang hanya kegiatan perparkiran saja yang ada, karena terminal masuk pada kegiatan pemerintahan umum. Selanjutnya untuk kekiatan perparkiran tersebut digunakan presentase dari angkutan darat sebagai estimasi outputnya, sedang untuk struktur inputnya diperoleh dari survey khusus.

Bongkar Muat
Kegiatan bongkar muat mencakup pemberian pelayanan bongkar muat angkutan barang melalui laut dan darat.

Keagenan
Kegiatan keagenan mencakup pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat maupun laut. Output dihitung dengan menggunakan rasio yang diperoleh dari Table Input Output Indonesia 2000 terhadap nilai output seluruh jenis angkutan. Struktur biaya diperoleh dari survei khusus. Perhitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara deflasi memakai indeks harga konsumen komponen biaya traspor.

Pergudangan
Kegiatan pergudangan mencakup pemberian jasa penyimpanan barang, dalam suatu bangunan ataupun dilapangan terbuka. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan rasio tertentu terhadap angkutan laut.

Komunikasi
Kegiatan yang mencakup adalah jasa pos, giro dan telekomunikasi dan jasa penunjang komunikasi.

Pos dan Giro
Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data produksi dan struktur biaya yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT Pos Indonesia (persero) Cabang Jombang.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indeks gabungan dari jumlah surat yang dikirim, jumlah uang yang digirokan.

Telekomunikasi
Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon, telegrap, dan teleks. Nilai tambah bruto atas dasr harga berlaku dihitung berdasarkan data yang bersumber dari laporan Tahunan PT Telkom (persero)
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah menit local/interlokal dan banyaknya pemegang telepon.

Jasa Penunjang Komunikasi
Kegiatan Sub sector ini mencakup pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang komunikasi seperti wartel, warpostel, radio pager dan telepon seluler.

2.8 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan dan jasa perusahaan.

Bank
Angka nilai tambah bruto sub sector Bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia. Dalam PDRB seri terbaru ini, nilai tambah bruto yang ditimbulkan dari kegiatan Bank Indonesia tidak mencakup pembayaran bunga sertifikat bank Indonesia (SBI) dan pinjaman dari luar negeri, karena hal itu merupakan kebijaksanaan moneter yang bukan merupakan kegiatan komersil perbankan, sedangkan PDRB seri lama masih mencakup kedua jenis bunga tersebut.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi dengan indeks kredit riil, jumlah kredit yang dilepas oleh bank diperoleh dari Bank Indonesia Cabang Jawa Timur, sedangkan sebagai deflatornya Indeks HArga Konsumen bagian umum.

Lembaga Keuangan Bukan Bank
Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi kegiatan Asuransi, Koperasi, yayasan dana pension dan pegadaian.
Penghitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi. Output diperoleh dari perkalian indicator produksi dengan indicator harga, sedangkan nilai tambah bruto diperoleh dengan cara mengurangkan nilai biaya antara dari nilaioutput. Nilai tambah bruto atasdasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, daripada kegiatan yayasan dana pension dengan cara deflasi.

Sewa bangunan
Sub sector ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal rumah tangga dan buka sebagai tempat tinggal, tanpa memperhatikan apakah bangunan tersebut milik sendiri atau disewa. Perhitungan nilai tambah bruto tahun 2000 didasarkan pada data pengeluaran konsumsi rumah tangga, khususnya pengeluaran untuk sewa rumah. Perhitungan untuk bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari hasil survey khusus.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperkirakan dengan cara ekstrapolasi menggunakan jumlah bangunan tempat tinggal dan bukan sebagai tempat tinggal sebagai ekstrapolatornya. Sedang nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperkirakan dengan cara menginflate nilai tambah bangunan dan tempat tinggal dengan indeks harga kualitas bangunan.

Jasa Perusahaan
Sub sector ini meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur, jasa pengolahan data, jasa periklanan dan sebagainya.
Perhitungan output dan nilai tambah bruto didasarkan kepada data jumlah tenaga kerja yang bersumber dari hasil sensus Ekonomi 2006 dan sensus penduduk 2000, serta rata-rata output per tenaga kerja dan prosentase nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi.

2.9 SEKTOR JASA-JASA

Jasa Pemerintahan Umum
Nilai tambah bruto sub sector jasa pemerintahan umum terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah. Upah dan gaji yang dihitung mencakup upah dan gaji di belanja rutin dan sebagaian dari belanja pembangunan. Perkiraan penyusutan adalah sebesar 5 persen dari total upah dan gaji yang dihitung. Data yang dipakai adalah realisasi pengeluaran pemerintah pusat yang diperoleh BPS, sedang data untuk daerah tingkat I dari BPS Propinsi Jawa Timur, serta untuk Daerah Tingkat II dan Pemerintah Desa diperoleh dari BPS Kabupaten Jombang sendiri.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah pegawai negeri

Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
Sub sector ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadat dan sebagainya, terbatas yang dikelola oleh swasta saja. Kegiatan-kegiatan sejenis yang dikelola oleh pemerintah termasuk dalam sector pemerintahan.

Jasa Pendidikan
Data yang digunakan untuk memperkirakan nilai tambah adalah jumlah murid sekolah menurut jenjang pendidikan, yang diperoleh dari kantor Departemen pendidikan dan kebudayaan kabupaten jombang. Data output per murid dan persentase nilai tambah diperoleh dari survey khusus serta IHK komponen aneka barang dan jasa dari kantor statistic jawa timur. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000, dilakukan dengan cara revaluasi.

Jasa Kesehatan
Mencakup jasa rumah sakit, dokter praktek dan jasa kesehatan lainnya yang dikelola oleh swasta. Perkiraan output untuk masing-masing kegiatan didasarkan pada hasil perkalian antara rata-rata output per tempat tidur rumah sakit dengan jumlah dokter praktek, rata-rata output per dokter dengan jumlah dokter praktek, rata-rata output per bidan dengan jumlah bidan praktek dan rata-rata output per dukun bayi dengan jumlah dukun bayi praktek.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada persentase nilai tambah terhadap output. Data yang digunakan bersumber dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Jombang dan Kanwil Kesehatan Propinsi Jawa Timur serta dari survey khusus pendapatan regional. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi masing-masing kegiatan.

Jasa Sosial dan Kemasyarakatan lainnya
Dari hasil survey khusus terhadap panti asuhan dan panti wredha, diperoleh rata-rata output per anak yang diasuh dan rata-rata output per orang tua yang dilayani, serta struktur inputnya. Kemudian dengan mengalikannya terhadap jumlah anak yang diasuh dan orang tua yang dilayani yang bersumber pada dinas Sosial, diperoleh perkiraan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi.
Perhitungan untuk kegiatan kursus menggunakan data hasil susenas mengenai pengeluaran perkapita untuk biaya kursus. Dengan mengalikan jumlah penduduk pertengahan tahun dengan indicator tersebut akan diperoleh nilai output yang selanjutnya dengan rasio nilai tambah bruto dapat diperoleh nilai tambah bruto. Perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan adalah dengan cara deflasi dan sebagai deflatornya adalah Indeks Harga Konsumen kelompok aneka barang dan jasa.

Jasa Hiburan dan Kebudayaan
Sub sector ini mencakup jasa bioskop, panggung kesenian, studio radi swasta, taman hiburan, klub malam, diskotik, produksi/distribusi film dan sebagainya.
Data pajak tempat hiburan dan keramaian umum, struktur biaya, serta persentase pemungutan pajak terhadap tempat-tempat hiburan hasil survey khusus dipakai untuk memperkirakan output dan nilai tambah jasa hiburan dan kebudayaan. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara deflasi Indeks Harga Konsumen komponen aneka barang dan jasa.
Untuk kegiatan studio swasta perkiraan nilai tambahnya didasarkan pada rata-rata output per radio swasta dengan jumlah radio swasta yang diperoleh dari Kanwil Penerangan Propinsi Jawa Timur serta dari survey khusus. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi.

Jasa Perorangan dan Rumahtangga
Sub sector ini mencakup jasa perbengkelan, reparasi, jasa perorangan dan pembantu rumahtangga. Survei yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Jombang memberikan data tentang rata-rata output per tenaga kerja dan struktur inpunya.

Nilai output diperkirakan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja yang didasarkan pada hasil sensus Penduduk 2000 dengan rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan untuk memperoleh nilai tambah bruto adalah dengan mengalikan persentase nilai tambah bruto, yang datanya diperoleh nilai tambah bruto adalah dengan mengalikan persentase nilai tambah bruto, yang datanya diperoleh dari survey khusus, dengan perkiraan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indicator tingkat pertumbuhan tenaga kerja.

PDRB 2005

3.1 PENDAHULUAN
PDRB sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat dalam hal kemampuannya untuk menggambarkan pendapatannya per kapita, struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi dan lebih luas lagi kinerja pembangunan suatu wilayah. Anggapan umum ini tidak sepenuhnya salah, tetapi masih perlu diberi catatan, terutama kalau kita berbicara tentang pembangunan, dan bukan hanya sekedar pertumbuhan belaka.
Tetapi apapun pengertian kita tentang pembangunan, mesti dipahami sebagai upaya sadar yang berkaitan erat dengan perbaikan kualitas hidup rakyat, serta memperluas kemampuan mereka untuk membentuk masa depan mereka sendiri. Memang, pembangunan menuntut pendapatan perkapita yang lebih tinggi, namun sebenarnya cakupan pembangunan jauh lebih luas lagi. Misalnya, pembangunan mencakup pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih luas, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, lingkungan alam yang lebih bersih dan lestari, system hukum dan pengadilan yang lebih berkeadilan, kehidupan politik dan sipil yang lebih luas, kehidupan cultural yang lebih kaya dan seterusnya. Dengan meningkatkan pendaptan per kapita, sebagian dari aspek itu akan membaik (dengan tingkatan yang beragam), namun sebagian yang lain bisa sebaliknya.
Para praktisi pembangunan kerap menggunakan pertumbuhan PDRB sebagai sebab representasi pembangunan daerah, sebagian karena kemajuan social dikaitkan dengan pengandalkan PDRB dan sebagian karena kemajuan social dikaitkan dengan pertumbuhan PDRB dan sebagian lagi karena manfaatnya. Meskipun demikian, mengandalkan PDRB saja sebagai satu-satunya ukuran pembangunan daerah sangatlah terbatas jangkauannya. Oleh karena itu untuk mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dalam mengkaji pembangunan suatu daerah diperlukan indicator kesejahteraan yang lebih multidimensional. Tetapi sementara di tengah ketiadaan indicator-indikator seperti itu atau yang dapat melengkapinya, paling tidak kita dapat memperkirakan gejala permukaan pembangunan ekonomi suatu daerah kecil semisal Kabupaten Jombang ini.
Lita mesti hati-hati dalam menggunakan data statistic agar kita tidak salah faham dengan data yang dimaksudkan. Oleh karena itu sebelumnya kita mesti memeriksa konsep/definisi, arah serta keterbatasan data statistik yang terpampang di depan kita.
PDRB menurut lapangan usaha atau menurut sector produksi merupakan jumlah dari nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit kegiatan ekonomi yang beroperasi di suatu wilayah dalm periode waktu tertentu. Dengan demikian data PDRB dapat pula menggambarkan kemampuan suatu wilayah atau daerah mengelola sumber daya alam serta factor produksi lainnya. Disini PDRB disajikan denagn dua cara. Pertama, PDRB atas dasar harga berlaku, dimaksudkan untuk menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun bersangkutan, sedang yang kedua, yaitu PDRB atas dasar harga konstan 2000 yang berguna untuk melihat trend atau membandingkan besaran-besaran PDRB antar tahun.

Sekilas kita sudah dapat melihat bahwa perekonomian kita lima tahun terakhir terus membaik meskipun inflasi meningkat pada tahun 2005, karena PDRB atas dasar harga konstan masih mampu meningkat dari Rp 4,5 Trilyun menjadi Rp 4,7 Trilyun.

3.2 PERTUMBUHAN EKONOMI KITA

Melalui Tabel 2 kita melihat secara umum bahwa antara 2000-2005 tampak meningkat dari tahun ke tahun.

Terlihat bahwa setahun terakhir sector andalan kita, yaitu sector pertanian masih mampu berjalan lebih cepat meskipun kita tahu bahwa keluhan klasik petani kita soal mahalnya pupuk dan obat-obatan serta anjloknya harga hasil produksi masih terdengar. Sedang sector perdagangan memperlambat langkahnya yang tadinya sudah merupakan langkah lebar, yaitu dari 8,85 % menjadi 7,50%. Hal ini dikarenakan karena sector ini paling peka terhadap pergerakan inflasi umum.
Sektor pertambangan dan penggalian segera bergairah dengan meningkatnya permintaan pasar internasional akan yodium. Sebaliknya sector keuangan kecepatannya melambat dari 9,05% menjadi 4,98% karena pada tahun 2005 masyarakat kurang berani mengambil kredit. Selanjutnya adalah jasa-jasa swasta, percepatan tumbuhannya cukup mengesankan yaitu dari 4,32% menjadi 7,59%. Sebab sector ini termaasuk salah satu sector fleksibel dalam menampung tenaga kerja atau pengangguran, karena tidak membutuhkan modal yang besar untuk memasuki pasar.

3.3 STRUKTUR EKONOMI KITA
Struktur ekonomi Kabupaten Jombang bertumpu pada empat sector utama yang secara tradisional menyangga ekonomi kita sebagai penyerap tenaga kerja terbesar. Namun kalau kita lihat lebih jauh peranan keempat sector tersebut secara alamiah mengikuti trend bahwa sector pertanian akan terus mengecil perananya sedang kedua sector yang lain, yaitu sector industri pengolahan dan sector perdagangan, hotel dan restoran akan selalu merupakan kebalikannya. Selebihnya, sector jasa-jasa berubah – ubah tanpa kaitan langsung dengan trend tersebut.
Walaupun demikian sebagai sikap pemulihan banyak orang menaruh harapan besar pada agrobisnis dan agroindustri sebagai pengembangan sector pertanian. Sekarang orang ramai-ramai bicara tentang memperkuat landasan ekonomi kita, yaitu ekonomi kerakyatan alias pertanian, perdagangan informal dan koperasi yang merupakan tumpuan nafkah sebagian besar penduduk.

Menurunnya andil sector pertanian pada table 4 bukan berarti sector ini tidak tumbuh, melainkan karena kecepatan tumbuhnya kalah cepat dengan sector lain, misalnnya sector perdagangan dan industri. Lihat table u.5 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memang sector yang paling cepat berubah, terutama untuk yang kecil dan informal. Mudah sekali orang masuk pasar sector ini, sehingga banyak pakar yang memuji perdagangan kecil informal merupakan bumper ketika terjadi krisis ekonomi yang baru lalu karena keluwesannya menyerap pengangguran dan tenaga kerja tak terdidik. Andil penting sector ini dalam perekonomian Kabupaten Jombang tak dapat diingkari siapapun.

3.4 KONTRIBUSI WILAYAH KECAMATAN DALAM PEMBENTUKAN PDRB
KABUPATEN JOMBANG

Tentu saja setiap kecamatan memiliki sumbangan yang berbeda-beda dalam pembentukan PDRB Kabupaten Jombang walaupun aroma agraris cukup kuat pada hamper semua kecamatan. Berbicara mengenai sumbangan berarti berbicara mengenai struktur. Dan suatu struktur mestilah sesuatu yang cukup rigrid atau tidak mudah berubah, bahkan oleh hiperinflasi setempat sekalipun, sehingga lebih tepat kiranya kalau kita membahasnya dengan harga konstan.

Yang pertama kecamatan Jombang dengan sumbangan sebesar 21,55% pada tahun 2004, dan kemudian naik menjadi 21,78%. Sebagai ibu kota Kabupaten Jombang, Kecamatan Jombang tentu merupakan pusat akumulasi sumber daya non pertanian, terutama perdagangan, industri, pemerintahan dan jasa swasta. Dan di dalam PDRB Kecamatan Jombang sendiri peranan sektor pertaniannya hanya 5,44%. Kecamatan Jombang adalah “the real urban” dalam arti apapun.

Kemudian menyusul Kecamatan Mojoagung, dengan sumbangan 8,49% pada tahun ini. Mirip dengan Kecamatan Jombang kecamatan ini juga dilalui jalur lalu lintas antar kabupaten, sehinnga lebih memudahkan kalau perdangan dan industri pengolahan menjadi ciri khas utamanya. Didalam kecamatan ini sendiri sector pertaniaan hanya mempunyai peranan 15,19% saja.
Yang ketiga adalah Kecamatan Diwek. Peranannya menurun tipis dari 6,87% pada tahun 2004 menjadi 6,85% pada tahun 2005. kecamatan ini juga disangga oleh pertanian dan perdagangan seperti halnya Kecamatan Peterongan, namun dengan pertanian sebagai primadona dengan 32,54%. Diantara ketiga kecamatan tersebut Diweklah yang paling agraris.
Ekonomi Kecamatan Peterongan semakin bergairah. Sumbangannya bagi PDRB Kabupaten Jombang telah meningkat dari 5,19% pada tahun 2004 menjadi 5,21% pada tahun 2005. perdagangan dan industri adalah penyangga utama perekonomian kecamatan ini, kemudian disusul oleh pertanian.
Berikutnya Kecamatan Ngoro sumbangannya sebesar 5,19% pada tahun 2004 dan 5,21% pada tahun 2005. Kecamatan ini punya kemampuan besar dalam industri pengolahan dan perdagangan, walaupun sector pertaniannya masih dominant.
Yang terendah sumbangan bagi PDRB Kabupaten Jombang adalah Kecamatan Ngusikan , yaitu 1,93% pada tahun 2003 dan 1,92% pada tahun 2004. Hampir sama dengan pendahulunya, yaitu Kecamatan Kudu keutamaannya pada pertanian dengan pangsa sebesar 49,27% dan perdagangan sebesar24,37%.

3.5 STRUKTUR EKONOMI 21 KECAMATAN

Sebagai tercermin pada tingkat Kabupaten tercermin pula pada tingkat Kecamatan, bahwa ada 4 sektor dominan yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor jasa-jasa (swasta). Untuk itu kami sajikan struktur ini pada Tabel U.8. sebagai pembanding
Dari sisi pandang kedalam ada 4 kecamatan yang sektor pertaniannya menjadi titik sentrifugal perekonomian kecamatan itu, yaitu Kecamatan Wonosalam (56,82%) kemudian Kecamatan Megaluh (54,76%), Bandar Kedung Mulyo (53,13%) , Sumobito (52,73%), Plandaan (52,64%), dan Perak (52,63%). dan kebalikannya ada 3 Kecamatan yang paling kurang agraris yaitu Kecamatan Jombang (5,44%), Mojoagung (15,19%), Ploso (21,95%) serta Peterongan (24,05%).

Kalau kita bicara soal sektor industri di seluruh Kabupaten Jombang sebenarnya kita sedang membicarakan tentang industri kecil dan industri rumah tangga (home industry). itulah yang dominan. Industri menengah dan besar yang biasanya berbadan hukum, tidak terkonsentrasi di suatu kecamatan tertentu. dalam konteks itulah kita mencatat ada 6 kecamatan yang kehidupan sektor industrinya sangat mewarnai kecamatan tersebut, yaitu berturut-turut Ploso (10,23%), Gudo (10,57%), Jombang (12,32%), Mojoagung (16,37%), Ngoro (17,84%), dan Diwek (23,31%). Namun kita harus ingat sektor industri yang baru kita sebut keunggulannya di 6 kecamatan tadi umumnya berupa industri makanan, minuman, dan tembakau alias industri yang mengolah hasil-hasil sektor pertanian. Itulah kekuatan kita.
Ada 4 kecamatan yang sektor perdagangannya menonjol (tentu saja pada pandangan inward looking), yaitu Kecamatan Diwek (29,69%), Jombang (34,86%), Mojoagung (43,28%), Peterongan (49,19%). inilah kecamatan-kecamatan yang diuntungkan oleh jalur lalu lintas, yang merupakan akses dan aset penting bagi perdagangan.
Sektor jasa-jasa (swasta) merupakan raksasa kecil dalam struktur perekonomian kita. rentang kegiatannya amat sangat luas, mulai dari penjahit sampai dokter dan konsultan berdasi. tetapi umumnya yang terhormat di kecamatan-kecamatan kita tentunya adalah jasa pendidikan dan kesehatan swasta. Ada 4 Kecamatan yang nilai tambahnya berpengaruh kuat. Yaitu Kecamatan Ploso (5,45%), Plandaan (5,30%), Megaluh (5,09%), Bandar Kedung Mulyo (5,07%). Tampak bahwa angka-angka sektor jasa (swasta) perbedaanya tidak signifikan antar kecamatan kita.

3.6 PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN
Telah disebut d imuka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jombang secara keseluruhan meningkat dari 5,10% pada tahun 2004 menjadi 5,15% pada tahun 2005. Tetapi kalau kita masuk lebih dalam ada 3 kecamatan yang menjadi triumvirat pusat pertumbuhan pada tahun 2005, yaitu Kecamatan Mojoagung (6,42%), Jombang (6,23%) dan Peterongan (5,90%). Oleh karena itu tidaklah terlalu salah kalau kita sebut 3 kecamatan tersebut sebagai “ factory outlet”nya Kabupaten Jombang. Lihat tabel U.9

Sedang pada tahun 2005 ini ada 2 kecamatan yang pertumbuhannya paling rendah yaitu Megaluh (3,61%) dan Keamben (2,49%). Tetapi secara umum pertumbuhan ekonomi antar kecamatan memiliki trend yang sama dengan pertumbuhan Kabupaten Jombang secara keseluruhan.
3.7 PDRB PER KAPITA ANTAR KECAMATAN
Pada tahun ini (2005) ada 5 kecamatan yang PDRB per kapitanya diatas rata-rata Kabupaten Jombang, yaitu kecamatan Jombang (Rp 14.333.491), Mojoagung (Rp 9.095.962), Peterongan (Rp 7.951.072), Wonosalam (Rp 7.830.607) dan Ploso (Rp 7.023.222). Sedang kebalikannya yaitu Kecamatan Mojowarno (Rp 3.647.196). Untuk lebih lengkapnya lihat Tabel U.10

3.8 KESIMPULAN
Besaran PDRB kita atas dasar harga berlaku saat ini telah mencapai Rp 7,4 Trilyun. Sedang atas dasar harga konstan 2000 terhitung Rp 4,8 Trilyun. artinya,dibanding tahun sebelumnya telah tumbuh 5,15%, dengan inflasi (harga produsen) sebesar 15,40%. angka-angka itu paling tidak merupakan tanda akan perlunya mempertahankan momentum yang ada untuk mencapai sustainable development atau pembangunan yang berkelanjutan. Ini memang tantangan yang serius, dan kita butuh semacam terobosan berupa program yang strategis dan efektif untuk memacu gairah ekonomi yang mulai bangkit ini. Artinya mulai sekarang kita mesti punya wawasan baru yang segar untuk membangun Kabupaten Jombang serta dapat menyelesaikan masalah-masalah makro ekonomi yang mendesak, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran dan mengendalikan laju inflasi.

LAMPIRAN


  • Tidak ada
  • Budi: You express your feelings that you are in love so as that you know very well about the feelings of love for someone. Deep love sometimes left vigilan
  • Rey: Aduh Tifaa,, mank ge dambain siapa?? dambaiin rey yah,, He3x Btw Dalem amat uneq2 na,, ky puisi az.
  • esientea: dalem banget... dbs berkali2 knapa masig te2p dalem ya? spertinya nulisnya bner2 dari dalam hati y mb?

Kategori